-->

Jumat, 09 Desember 2011

Wacana Redenominasi Rupiah Bergulir Kembali

Pemerintah, tampaknya mulai serius hendak menerapkan redenominasi Rupiah. Publik mulai dilanda keresahan sambil bertanya-tanya, bagaimana dan apa pula ini?Memang, tahun sebelumnya, wacana untuk redenominasi Rupiah pernah digulirkan. Saat itu, DPR langsung menolak. DPR menilai redenominasi hanya akan menimbulkan keresahan publik.

Tapi, tampaknya, kali ini redenominasi sudah bukan sekedar wacana. Rancangan Undang-Undang (RUU) Redenominasi Uang. RUU nya sedang masuk tahap harmonisasi di tingkat pemerintah. Dari pemerintah, RUU tersebut akan dibawa dan dibahas di DPR.

Salah satu teman pernah bertanya apakah redenominasi sama dengan pemotongan nilai uang. Terlebih , teman saya yang berencana menjual propertinya sehingga dilanda kecemasan (paranoid) dan berkeyakinan redenominasi pasti akan mendorong harga.

Makna Redenominasi

Memang, istilah redenominasi terdengar belum familiar diantara kita. belum lagi kesulitan dalam pengucapannya (yang sering saya dengar jadi redominasi), pengertiannya pun agak rumit, bahkan cenderung memicu polemik.

Tidak heran bila ada yg mengartikan redenominasi sama dengan sanering yang pernah dilakukan pada 13 Desember 1965. Kala itu, Sanering dilakukan karena Rupiah terjun bebas pada posisi Rp.35000 per 1 usd. Sanering adalah pemotongan sekaligus pengurangan nilai mata uang. Jadi seandainya, kita punya uang sebesar Rp1.000 dipotong menjadi Rp1. Tentu saja hal ini menyebabkan kepanikan bahkan, sampai ada yang stress berat dan mengidap gangguan jiwa.

Redenominasi, jelas tidak sama dengan sanering. sebab redenominasi hanya menyederhanakan pecahan Rupiah tanpa mengurangi nilainya. Contohnya, seribu rupiah (Rp1.000) akan menjadi satu rupiah (Rp1), sedangkan satu juta rupiah (Rp1.000.000) menjadi seribu rupiah (Rp.1000) tetapi, nilai uang sebelum dan sesudah redenominasi sama.

Secara etimologi atau usul kata, Redenominasi berasal dari kata latin, re yang berarti kembali dan denominare : memberi nama khusus dan memecah. Sementara itu denominasi adalah pecahan. Biasanya, jika dikaitkan dengan mata uang, redenominasi harus disebut secara lengkap, yaitu "redenomination currency".

Jadi, arti lengkapnya adalah, pertama, pecahan mata uang atau penyederhanaan mata uang sebagai dampak inflasi yang tinggi ( the process whereby a country's currency is recalibrated due to significant security). Kedua, proses mengubah nilai mata uang demi keamanan sektor keuangan (the process of changing the currency value on a financial security).

Beberapa contoh negara yang pernah mengalami redenominasi, Bulgaria Lev yang pernah di redenominasi akibat inflasi yang tinggi sehingga 100 lev (lama) setara dengan 1 lev (baru). Ketika Euro disepakati sebagai mata uang bersama Uni Eropa, otomatis mata uang lama dari negara-negara Eropa pemakai euro, seperti gulden Belanda, juga mengalami redenominasi. Irak dan Korea Utara adalah contoh negara yang baru melakukan redenominasi karena inflasi yang tinggi.

Indonesia juga pernah melakukan redenominasi di tahun 1966 setelah sanering pada Desember 1965 gagal memperbaiki ekonomi. Redenominasi Rupiah mulai diseriusi BI dan kabarnya akan memotong tiga (3) digit. Misal, Rp10.000 menjadi Rp10. Jadi, kalau kita ingin membeli sebuah apartment seharga Rp600.000.000, sesudah redenominasi, kita cukup membayar Rp.600.000.

Memang, tujuan redenominasi oleh BI, sebagaimana diutarakan Gubernur BI Darmin Nasution, adalah untuk menyederhanakan pembayaran. Sebab, saat ini pecahan Rp100.000 merupakan pecahan terbesar kedua di dunia, dibawah pecahan 500.000 dong Vietnam dalam satu lembar. Redenominasi memang diharapkan bisa menyederhanakan sistem akuntansi dan pembayaran tanpa menimbulkan dampak negatif bagi perekonomian.

Tentu saja, redenominasi membutuhkan waktu. Selain itu berhasil tidaknya redenominasi ada beberapa syarat yang diperlukan, yaitu ekspektasi inflasi di kisaran rendah dan pergerakannya stabil serta ada jaminan terhadap stabilitas harga serta juga kesiapan masyarakat. Untuk saat ini tidak mungkin redenominasi diterapkan karena Rupiah tertekan imbas krisis keuangan di Eropa.

Previous
Next Post »