Otoritas moneter terindikasi menjual Dollar sekitar $50 juta pada Jumat pagi ini di pasar forex antar-bank guna mempertahankan nilai tukar. Kurs Rupiah langsung anjlok dari 9.730 ke 9.745 pasca kabar downgrade S&P hari Kamis kemarin. Lembaga rating tersebut merevisi outlook rating BB+ yang dimiliki Indonesia dengan pertimbangan lambatnya momentum reformasi nasional. Di samping itu, faktor tekanan eksternal juga menghambat kenaikan peringkat rating untuk 12 bulan ke depan. Banyak pihak meyakini apa yang dilakukan oleh S&P merupakan imbas dari lambannya pemberlakuan harga BBM yang baru oleh pemerintah. Padahal selama ini impor dan subsidi BBM selalu membebani anggaran belanja negara.
AUD diperdagangkan di teritori positif namun hanya terpaut tipis diatas level terendah 2 bulannya hari Jumat menjelang rilis data nonfarm payrolls AS, seiring para pelaku pasar mengantisipasi pemangkasan suku bunga RBA pekan ini.
Terdapat konsensus sebesar 55% bahwa RBA akan memangkas suku bunga nya di hari Selasa ke level terendahnya sebesar 2.75%. Namun para ekonom justru melihat kecilnya peluang terjadinya pemangkasan suku bunga di bulan Mei, dan melihat probabilitas pemangkasan suku bunga lebih besar di bulan Desember.